Siapa tak kenal Cleopatra? Ratu cantik itu suka sekali mandi susu. Tak kalah, kita juga punya susu khas Indonesia yang TERNYATA berkhasiat untuk kecantikan.
Selama ini susu kuda sumbawa dikenal berkhasiat
menjaga kebugaran, stamina dan daya tahan tubuh. Tahukah kamu, ternyata susu
kuda sumbawa juga dapat mengusir jerawat lho! Di bawah ini saya bahas secara
singkat ya, penelitiannya. Kalau kamu tertarik, silakan teruskan dengan membaca
laporan penelitian aslinya disini: SusuKudaSumbawa.pdf
Jika kamu tertarik melakukan penelitian mengenai
antijerawat, penelitian berikut bisa jadi referensi buat kamu. Pada penelitian
ini digunakan susu kuda sumbawa. Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus
epidermidis (salah satu bakteri penyebab jerawat). Metode yang digunakan adalah
uji kontak. Kamu bisa lakukan penilitianmu sendiri menggunakan bahan alam yang
berbeda, misal dari tumbuhan, bukan susu, lalu kamu bisa gunakan bakteri dan
metode yang sama persis dengan penelitian berikut ini. Atau kamu bisa gunakan susu
kuda sumbawa juga dengan bakteri lain yang juga dapat menimbulkan jerawat. Dalam
penelitian ini juga ada beberapa kelemahan. Penelitinya dengan jujur menyampaikan
rekomendasi penelitian pelengkap dalam tulisannya (bisa didownload karya tulis
ilmiahnya pada link di atas). Nah, kamu bisa melakukan penelitian yang direkomendasikan
tersebut. Tertarik? Simak ulasan singkat penelitian berikut ini.
Susu kuda Sumbawa aktif sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan metode uji kontak dan difusi padat.
Pendahuluan
Susu 
kuda  Sumbawa  mempunyai 
aktivitas anti  mikroba  yang 
paling  baik  saat 
diujikan terhadap beberapa bakteri uji, dengan pembanding  susu 
sapi  dan  susu 
kuda  bukan Sumbawa.  Sifat 
antimikroba  dalam  susu 
kuda Sumbawa  mempunyai  spektrum 
yang  luas,  dan ternyata 
bakteri  Gram  positif 
lebih  sensitif dibandingkan  Gram 
negatif  (Hermawati  et 
al., 2004).
Metode Penelitian
Dilakukan 
uji  kontak  susu 
kuda  Sumbawa (konsentrasi  susu 
kuda  Sumbawa  dibuat 25%, 
12,5%,  6,25%,  3,125%) dengan  bakteri 
uji  untuk mengetahui  pengaruh 
jumlah  koloni  bakteri 
uji (Staphylococcus epidermidis). Caranya, sebanyak  100  μL
suspensi  bakteri  uji 
(Standard  Mc  Farland 
108) dikontakkan  dengan  900 
μL  susu  kuda 
Sumbawa selama  5  menit. 
Campuran  sampel  dan bakteri 
uji  setelah  kontak 
lalu  diencerkan  dengan larutan  fisiologis 
sebelum  ditanam  pada 
media TSA.  Selanjutnya  diinkubasi 
selama  24  jam 
pada suhu  370C.  Pengamatan 
dilakukan  dengan menghitung  jumlah 
koloni  bakteri  uji 
yang tumbuh lalu dilihat 
konsentrasi  minimum sampel  yang 
masih  menunjukkan  presentase penurunan  jumlah 
koloni  bakteri  uji. Kontrol yang digunakan  adalah 
aquadest  pH  3,5 
yang disesuaikan  keasamannya  dengan 
pH  susu  kuda Sumbawa. 
Hasil Penelitian
Presentase 
jumlah  koloni  bakteri 
uji yang  mati  menunjukkan 
angka  yang  sangat 
bagus, berturut-turut  dari  konsentrasi 
25%,  12,5%, 6,25%  dan 
3,125%  sebesar  99,94%, 
99,99%, 99,76% dan  99,73%.  Hasil 
uji statistik  menunjukkan  bahwa 
data  terdistribusi normal,  uji 
kesamaan  variansi  terpenuhi 
dan memberikan  informasi  bahwa 
susu  kuda Sumbawa  pada 
konsentrasi  3,125%  menghasilkan jumlah  koloni 
terbanyak  (disusul  kemudian konsentrasi  6,25%, 25% dan  12,5%). Jumlah  koloni 
yang  masih  hidup 
terbanyak memberikan 
pengertian  bahwa  presentase 
bakteri uji  yang  mati 
paling  sedikit,  artinya 
aktivitas antibakterinya 
kurang  bagus.  Namun, 
pada penelitian  ini  presentase 
kematian  koloni  bakteri uji 
yang  paling  sedikit 
adalah  99,73%.  Angka tersebut menunjukkan  bahwa 
susu  kuda Sumbawa  mampu 
membunuh  koloni  bakteri 
uji sebesar  99,73%  dari 
populasi  bakteri  uji. Berdasarkan  hasil 
uji  ini,  bisa 
dilakukan  penelitian lebih  lanjut 
dengan  peningkatkan  pengenceran susu kuda  Sumbawa. 
Perbedaan yang tidak signifikan terjadi
antara jumlah koloni bakteri uji (yang hidup) setelah kontak dengan kontrol
aquadest dan aquadest pH 3,5. Hal ini menunjukkan bahwa keasaman tidak terlalu
berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri. 
Karya tulis ilmiah ini dibual oleh
Fauzia  Nur  Laili, 
Erna  Prawita  Setyowati dan 
Susi  Iravati dengan judul  SUSU KUDA SUMBAWA KHAS INDONESIA   BAHAN KOSMETIK ANTIBAKTERI JERAWAT
(Staphylococcus epidermidis). Dimuat dalam Traditional Medicine Journal
(Trad.  Med.  J) edisi May 
2014 Vol.  19(2) halaman 76-81.
 
 
No comments:
Post a Comment