Saturday, October 15, 2016

Bagaimana Mengukur Partikel?


Pengukuran partikel dalam pembuatan obat di industri farmasi biasanya menggunakan ayakan. Tiap ayakan memiliki nomor.

Mengikuti metode USP, untuk menguji kehalusan serbuk, sampel serbuk diletakkan di atas ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Nomor ayakan (nomor mesh) menunjukkan jumlah lubang dalam 1 inchi. Ayakan paling atas adalah ayakan dengan lubang yang paling besar dan ayakan paling bawah adalah ayakan dengan lubang paling kecil. Serbuk berukuran besar/serbuk kasar dapat melewati ayakan paling atas namun tidak dapat melewati ayakan paling bawah.



USP memberi batasan untuk menstandarkan ukuran partikel serbuk bahan baku dalam pembuatan obat. Berikut kriteria ukuran serbuk menurut USP.

1. Very Coarse Powser (Serbuk Sangat Kasar (No. 8))

100% serbuk melewati lubang ayakan nomor 8 dan tidak lebih dari 20% dari total serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 60.

2. Coarse Powder (Serbuk Kasar (No. 20))
100% serbuk melewati lubang ayakan nomor 20 dan tidak lebh dari 40% dari total serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 60.

3. Moderately Coarse Powder (Serbuk Cukup Kasar (No. 40))
100% serbuk melewati lubang ayakan nomor 40 dan tidak lebihh dari 40% dari total serbuk dapat melewatu lubang ayakan nomor 80.

4. Fine Powder (Serbuk Halus (No. 80))
100% serbuk melewati lubang ayakan nomor 80 dan tidak ada batasan untuk lubang ayakan yang lebih halus.

5. Very Fine Powder (Serbuk Sangat Halus (No. 120))
100% serbuk melewati lubang ayakan nomor 120 dan tidak ada batasan untuk lubang ayakan yang lebih halus.

Kriteria nomor 2, 3, 4, dan 5 adalah kriteria yang digunakan untuk bahan kimia.

Mengenai lubang ayakan, semakin besar nomor lubang ayakan, semakin kecil ukuran lubangnya dan semakin kecil pula ukuran partikel (partikel semakin halus) yang melewati lubang tersebut. Lubang ayakan nomor 8 berukuran 2360 mm, sedangkan lubang ayakan nomor 120 berukuran 0,125 mm.
  


Sumber: 
Ansel, H.C. 1999. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. UI Press, Depok.

Gambar ayakan: https://tsffaunsoed2010.wordpress.com/2012/05/22/pemisahan-partikel-dengan-metode-pengayakan-2/ 

Seni Mencampur Serbuk


Ada beberapa teknik pencampuran serbuk, diantaranya spatulasi, triturasi, pengayakan, dan tumbling (mengguling-gulingkan dengan mixer secara mekanik). Kali ini kita akan bahas teknik triturasi.
Triturasi adalah teknik pencampuran dengan menghaluskan serbuk bahan-bahan. Untuk skala laboratorium, penghalusan serbuk dilakukan menggunakan lumpang dan alu. Pada skala besar, penghalusandilakukan menggunakan gillingan seperti Stokes Tornado ataupun Fitzmill Comminutor.
Jika bahan yang potensial akan dicampur dengan sejumlah besar pembawa (misalnya 10% dari total berat campuran), pencampuran hendaknya dilakukan dengan metode pengenceran geometris.
Metode pengenceran geoometris dilakukan dengan mencampur bahan yang potensial dan pembawa dalam jumlah yang sama. Setelah merata, pembawa ditambahkan dengan jumlah yang sama dengan jumlah campuran bahan potensial  - bahan pembawa sebelumnya lalu diaduk rata. Setelah merata, pembawa ditambahkan dengan jumlah yang sama dengan campuran sebelumnya. Demikian seterusnya hingga pembawa tercampur merata semuanya. Bahan potensial yang dimaksud disini adalah bahan yang berpotensi tidak tercampur rata, misalnya karena jumlahnya  terlalu kecil.



Misalnya bahan A adalah bahan potensial dan bahan B adalah pembawa. Sebanyak 10 kg bahan A dicaampurkan terlebih dahulu dengan 10 kg bahan B hingga merata. Kemudian 20 kg bahan B ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan diaduk rata. Setelah merata, sebanyak 40 kg bahan B kembali dimaasukkan ke dalam campuran tersebut. Kemudian, 80 kg bahan B ditambahkan ke dalam campuran tersebut. Dengan demikian, 10 kg bahan A dapat tercampur rata dengan 150 kg bahan B.
Demikianlah pembahasan tentang mencampur serbuk bahan-bahan baku dengan teknik triturasi. Share informasi ini dengan teman jika dirasa bermanfaat. Jangan lupa follow instagram @apotekeroke


Sumber: Ansel, H.C. 1999. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. UI Press, Depok.