Siapa yang nggak tahu jamu kunyit asem?
Pasti semuanya pernah nyobain. Tahukah kamu, ternyata jamu kampung ini terbukti
berkhasiat mengobati diabetes lho! Luar biasa ya, ramuan warisan nenek moyang
kita itu! Penelitian tentang khasiat kunyit asem teraebut dilakukan oleh
Mohamad Andrie, Wintari Taurina dan Rizqa Ayunda. Judul laporannya UJI
AKTIVITAS JAMU GENDONG KUNYIT ASAM (Curcuma domestica Val.; Tamarindus indica
L.) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA TIKUS YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN dimuat dalam
Traditional Medicine Journal (Trad. Med. J.) Edisi May 2014 Vol. 19(2) halaman 97-104.
Saya bahas secara singkat ya. Untuk lengkapnya kamu bisa baca di laporan penelitian
aslinya, download di KunyitAsem.pdf
Jika kamu tertarik melakukan penelitian sejenis,
kamu bisa gunakan jamu-jamu lain, lalu lakukan penelitian dengan metode yang
persis sama dengan penelitian ini. Atau kalau kamu mau melanjutkan penelitian
ini juga boleh. Misalnya kamu bisa lakukan uji toksisitas jamu kunyit asam.
It's not so difficult to find an idea for experiment.
Metode induksi streptozotocin dapat menyebabkan terjadinya diabetes pada hewan uji. Jamu gendong kunyit asam memiliki aktivitas antidiabetes pada tikus yang diinduksi streptozotocin.
Pendahuluan
Diabetes
mellitus merupakan suatu kondisi
gangguan metabolisme yang
ditandai dengan
hiperglikemia dan abnormalitas
metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein
yang disebabkan oleh penurunan
sekresi insulin, penurunan sensitivitas insulin
atau keduanya (Dipiro, 2005). Pengobatan diabetes melitus yang
digunakan dalam dunia
kedokteran meliputi pemberian insulin
dan pemberian antidiabetik oral seperti
golongan sulfonylurea dan
biguanid (Tjokroprawiro, 1996). Namun
penggunaan obatobat tersebut
dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan
kerusakan organ-organ
penting seperti pankreas,
ginjal dan hati. Pengobatan dengan
menggunakan tanaman obat tradisional merupakan pilihan
pengobatan alternatif yang dapat
digunakan, salah satunya yaitu
jamu. Jamu gendong kunyit
asam dapat dijadikan pilihan pengobatan alternatif
yang dapat digunakan dalam
pengobatan diabetes mellitus. Jamu yang
berasal dari sari
kunyit dan sari
asam ini mempunyai aktivitas antioksidan
karena mengandung senyawa fenolik
(Yusup, 2001).
Metode Penelitian
Streptozotocin diberikan
sekali secara
intraperitonial pada masing-masing
hewan coba. Streptozotocin akan
membuat hewan uji mengalami diabetes.Kemudian
3 hari setelah
diinduksi kadar glukosa darah hewan uji diukur. Dua puluh
lima tikus (Rattus
norvegicus) wistar jantan dibagi
ke dalam lima
kelompok secara acak. Kelompok
I adalah kelompok
normal tanpa diberi perlakuan
hanya diberikan CMC 1%
satu kali sehari,
kelompok II, III,
IV dan V
adalah kelompok kontrol streptozotocin, kelompok kontrol glibenklamid¸
kelompok dosis 1
(1,90 ml/ 200gBB) dan kelompok
dosis II (3,80
ml/ 200gBB) yang diinduksi
streptozotocin (7 mg/
200gBB) dan diberikan perlakuan
masing-masing CMC 1%
satu kali sehari, glibenklamid
(0,27 mg/ 200gBB) satukali sehari,
jamu gendong kunyit
asam dengan dosis 1,90
dan 3,80 ml/
200gBB dua kali
sehari pada pagi dan
sore hari. Masing-masing
kelompok diberi pakan dan
minum yang sama
setiap harinya selama 28 hari.
Kadar
glukosa darah tikus
percobaan ditentukan dengan metode enzimatik menggunakan alat
Blood glucose Test
Meter GlucoDr™ model AGM-2100
(diproduksi oleh Allmedicus Co
Ltd., Korea. Kadar
glukosa darah diukur pada
hari ke- 0,
4, 8, 12,
16, 20, 24,
dan 28 (Suarsana et
al., 2010). Pasca
penghentian perlakuan
dilakukan pengukuran kadar
glukosa darah pada hari ke-32 dan 36.
Dua
ekor hewan uji dari masing-masing kelompok dieuthanasia
menggunakan kloroform pada hari
ke-29, kemudian dibedah
dan diambil organ pankreasnya
dan dilakukan pemeriksaan terhadap gambaran
pulau Langerhans pankreas dengan pewarnaan
Hematoksilin dan Eosin.
Hasil akhir diamati dibawah
mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x.
Untuk mengetahui persen
luas area kerusakan dilakukan
melalui pengamatan menggunakanan aplikasi
imagej dan penghitungan dengan rumus. Analisis data menggunakan
uji paired sample
t-test pada SPSS 17.
Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa jamu
gendong kunyit asam dapat
digunakan sebagai terapi
antidiabetes karena mampu menurunkan dan mempertahankan kadar
glukosa darah hingga kembali normal dan
dapat memperbaiki kerusakan pulau
Langerhans pankreas mendekati kelompok normal.
Jamu gendong kunyit
asam dosis 1 dan
dosis 2 lebih
efektif dibandingkan dengan glibenklamid.
Namun, kenaikan dosis
jamu gendong kunyit asam
tidak menyebabkan peningkatan
aktivitas antidiabetes yang bermakna.
Dengan demikian, jamu
gendong dosis 1 (1,9
ml/ 200 g
BB) adalah dosis
efekif sebagai antidiabetes karena
dosis tersebut dapat menurunkan kadar glukosa darah
dan memperbaiki kerusakan pulau
Langerhans tikus yang diinduksi
streptozotocin.
No comments:
Post a Comment