Ada beberapa
teknik pencampuran serbuk, diantaranya spatulasi, triturasi, pengayakan, dan tumbling (mengguling-gulingkan dengan mixer secara mekanik). Kali ini kita
akan bahas teknik triturasi.
Triturasi adalah
teknik pencampuran dengan menghaluskan serbuk bahan-bahan. Untuk skala
laboratorium, penghalusan serbuk dilakukan menggunakan lumpang dan alu. Pada skala
besar, penghalusandilakukan menggunakan gillingan seperti Stokes Tornado
ataupun Fitzmill Comminutor.
Jika bahan
yang potensial akan dicampur dengan sejumlah besar pembawa (misalnya 10% dari
total berat campuran), pencampuran hendaknya dilakukan dengan metode pengenceran
geometris.
Metode pengenceran
geoometris dilakukan dengan mencampur bahan yang potensial dan pembawa dalam
jumlah yang sama. Setelah merata, pembawa ditambahkan dengan jumlah yang sama
dengan jumlah campuran bahan potensial -
bahan pembawa sebelumnya lalu diaduk rata. Setelah merata, pembawa ditambahkan
dengan jumlah yang sama dengan campuran sebelumnya. Demikian seterusnya hingga
pembawa tercampur merata semuanya. Bahan potensial yang dimaksud disini adalah
bahan yang berpotensi tidak tercampur rata, misalnya karena jumlahnya terlalu kecil.
Misalnya bahan
A adalah bahan potensial dan bahan B adalah pembawa. Sebanyak 10 kg bahan A
dicaampurkan terlebih dahulu dengan 10 kg bahan B hingga merata. Kemudian 20 kg
bahan B ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan diaduk rata. Setelah merata,
sebanyak 40 kg bahan B kembali dimaasukkan ke dalam campuran tersebut. Kemudian,
80 kg bahan B ditambahkan ke dalam campuran tersebut. Dengan demikian, 10 kg
bahan A dapat tercampur rata dengan 150 kg bahan B.
Demikianlah
pembahasan tentang mencampur serbuk bahan-bahan baku dengan teknik triturasi. Share informasi ini dengan teman jika
dirasa bermanfaat. Jangan lupa follow instagram @apotekeroke
Sumber: Ansel, H.C. 1999. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi
Keempat. UI Press, Depok.
No comments:
Post a Comment