Kali ini saya ingin berbagi
pengalaman saat saya mengikuti proses rekrutmen di PT Mersifarma TM. Itu
perusahaan farmasi yang memproduksi obat-obat untuk penyakit yang berhubungan
dengan sistem saraf pusat seperti penyakit epilepsi, depresi, dan sebagainya.
Saya mengetahui lowongan ini dari
iklan di Jobsdb.com. Saya langsung klik icon Apply pada aplikasi Jobsdb.com di
ponsel saya. Kemudian, 7 hari kemudian, pihak HRD PT Mersifarma TM menelepon
saya untuk mengikuti tahap seleksi karyawan yang akan diadakan 2 hari kemudian
di daerah Pasar Minggu.
Pada tahap seleksi awal, saya
diberikan soal-soal psikotes. Soalnya terdiri dari beberapa macam. Ada soal
hitungan, soal kemampuan verbal (sinonim/antonim), tes hafalan, dan sebagainya.
Setelah mengerjakan soal-soal psikotes, pihak HRD memanggil saya untuk
interview. Yang melakukan interview adalah personil HRD. Pertanyaannya seputar
karakter diri.
Menurut saya, pada tahap
interview dengan HRD, mereka akan melihat sejauh mana saya memahami posisi yang
saya lamar. Saya ditanyai bagaimana saya melihat diri saya, apa kelebihan dan
kekurangan saya, mengapa saya melamar ke perusahaan tersebut, apa yang saya
ketahui tentang perusahaan tersebut, apa yang saya ketahui tentang posisi yang
saya lamar, dan sebagainya. Tips dari saya, disini kita harus pintar-pintar
“menjual diri”. Jangan mengatakan hal-hal yang bisa membuat mereka meragukan
kita. Tapi jangan berbohong juga karena kebohongan kita akan terbongkar
semuanya pada tahap psikotes. Jadi jual saja diri Anda secara wajar dan jujur.
Tahap berikutnya adalah interview
dengan user, masih di hari yang sama. Kebetulan, usernya sedang ada di tempat
jadi interview dilakukan di hari yang sama. Jujur saja, saya belum punya
pengalaman untuk menempati posisi yang saya lamar. Untuk menghadapi kondisi
semacam ini, tips dari saya adalah kita harus bisa meyakinkan user bahwa kita
adalah pembelajar tangguh. Tunjukkan bahwa kita benar-benar punya tekad untuk
belajar. Tunjukkan bahwa kita adalah orang yang suka belajar dan mampu belajar
dengan cepat. Dengarkan dengan antusias apapun penjelasan yang diberikan oleh
user. Kalau perlu, catat. Tindakan ini menunjukkan bahwa kita benar-benar mau
belajar. Selesai interview dengan user, saya diperbolehkan pulang.
Tujuh hari kemudian, saya
ditelepon lagi untuk tahap selanjutnya. PT Mersifarma TM adalah perusahaan yang
sangat hati-hati dalam menyeleksi karyawan. Saya diminta mengikuti psikotes
lanjutan. Tidak main-main, psikotes ini dilakukan di sebuah rumah sakit jiwa di
daerah Kebayoran, Jakarta Selatan. Psikotesnya juga sangat berbeda dengan
psikotes-psikotes yang pernah saya ikuti di perusahaan-perusahaan lain
sebelumnya. Diawali dengan mengisi biodata. Seperti biasa, nama, riwayat
keluarga, riwayat pekerjaan, riwayat penyakit, dan pertanyaan-pertanyaan
semacamnya.
Berikutnya, saya diminta mengerjakan
soal-soal. Tipe soalnya beragam. Mulai
dari pengetahuan umum (misalnya nama pejabat publik, kegunaan suatu alat, dan
sebagainya), hubungan dua kata, dan lain-lain. Tiap jenis soal diberi waktu
yang singkat. Satu dua soal tak sempat saya kerjakan.
Berikutnya tes koran alias
Kraeplin/Pauli test. Di tes ini, saya diberikan kertas besar berisi barisan
angka-angka. Lalu saya diminta menjumlahkan setiap dua angka dari bawah ke
atas. Tiap 30 detik, penguji akan mengatakan “stop” dan kami harus pindah ke
baris berikutnya. Pada tahap ini, hasil penjumlahan saya tidak fantastis. Dari
satu baris panjang, saya hanya bisa menyelesaikan setengah baris. Pada tes
sejenis yang pernah saya ikuti di perusahaan-perusahaan lain, orang lain bisa
mengerjakan lebih baik dari saya. Bahkan ada yang bisa mengerjakan satu baris
full sebelum penguji memberi aba-aba. Namun, hasil pekerjaan saya konstan.
Setelah selesai, saya perhatikan, rata-rata, saya mampu mengerjakan setengah
baris. Tidak drastis, maksudnya tidak sebaris penuh, sebaris lain setengah,
sebaris lagi penuh, sebaris lagi setengah. Memang, yang ingin dilihat dari tes
ini adalah kemampuan kita menghadapi tekanan. Kemampuan kita untuk tetap
menghasilkan pekerjaan yang oke di bawah tekanan waktu.
Kemudian, saya juga diminta
mengisi soal kepribadian (saya lupa nama tesnya). Pada soal tersebut disediakan
dua pernyataan. Saya diminta untuk memilih salah satu pernyataan yang paling
menunjukkan sifat saya.
Tes berikutnya mirip-mirip. Saya
diberi tiga buah pernyataan. Dari ketiga pernyataan itu, saya diminta untuk
memilih satu pernyataan yang paling menggambarkan diri saya dan satu pernyataan
yang paling tidak menggambarkan diri saya. Pernyataan yang satu lagi dibiarkan
saja tanpa diapa-apakan.
Tes berikutnya, saya diberi satu
pernyataan. Saya diminta memberi tanda “v” pada kolom most jika pernyataan
tersebut menggambar diri saya atau saya setuju dengan pernyataan tersebut dan
memberi tanda “v” pada kolom least jika pertanyaan tersebut tidak menggambarkan
diri saya atau saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Berbeda dengan tes
sebelumnya, pada tes kali ini, di setiap soal, saya hanya diberi satu
pernyataan (sebelumnya saya diberi dua dan tiga pernyataan).
Berikutnya, tes IQ. Tes IQ disini
unik karena dilakukan secara LISAN. Ya, lisan, bukan tertulis. Yang mengikuti
tes hari itu ada dua orang, termasuk saya. Kami dipanggil satu persatu. Saat
giliran saya tiba, saya diberi soal hitungan. Soal diberikan secara lisan.
Bayangkan, saya harus menghitung tanpa diberi kertas untuk mencoret-coret. Dan
jawaban saya ditunggu. Psikolog pengujinya terus-menerus memandangi timer.
Amazing! Beruntung saya dapat menjawab semua soal. Semoga jawaban-jawaban saya
benar. Soal berikutnya adalah mengikuti urutan angka yang didiktekan oleh si
psikolog. Ia menyebutkan lima sampai enam angka lalu meminta saya menyebut
ulang. Terkadang ia meminta saya menyebutkan urutan dari awal ke akhir,
terkadang pula ia meminta saya menyebutkan urutan dari akhir ke awal. Di
soal-soal ini saya kurang yakin karena agak grogi. Semoga jawaban saya benar. Soal
berikutnya adalah mengikuti pola. Saya diberikan enam buah dadu dengan pola
berbeda-beda di setiap sisinya. Saya diminta menyusun dadu-dadu tersebut
mengikuti gambar pola yang diberikan. Jumlah dadu teru-menerus ditambah sampai
(kalau tidak salah 12 dadu). Si psikolog masih memegang timer. Beruntung saya
mampu menirukan semua pola dengan baik. Semoga waktu yang ditunjukkan oleh timer
untuk setiap durasi pengerjaan soal oleh saya cukup bagus. Kemudian, ia memberi
beberapa kartu berisi gambar. Saya diminta mengurutkan gambar-gambar tersebut
dan menceritakan urutan gambar tersebut. Saya paling suka soal ini karena saya
orang yang suka berimajinasi. Berikutnya, saya diberi puzzle. Saya diminta
menyusun kepingan-kepingan puzzle tanpa diberitahu gambar apa yang puzzle itu
akan hasilkan. Disini saya cukup lama mengerjakannya. Semoga waktu yang
ditunjukkan oleh timer tidak membuat psikolog itu meragukan saya.
Tes menggambar orang dan pohon
juga ada. Wartegg test (meneruskan gambar di delapan buah kotak) juga ada. Tips
untuk mengerjakan ketiga jenis tes ini ada banyak sekali di dunia maya. Tidak
sulit mencarinya.
Tes ini dimulai dari pukul 8 pagi
dan baru selesai pukul tiga sore. Tapi tenang, mereka memberi kita makan siang
kok. Walau hanya berupa jajanan pasar (bubur sumsum, pastel, dan lemper), but I appreciate that. Sejauh ini, baru
kali ini saya diberi makan siang saat mengikuti psikotes. Salut. Untuk ukuran
sebuah psikotes, pelayanan rumah sakit jiwa ini sangat diacungi jempol. Dan
untuk perusahaan sekelas PT Mersifarma TM, wajar kalau mereka sampai
menggunakan jasa rumah sakit jiwa ini hanya untuk psikotes. Perusahaan besar
pasti tidak mau mengambil risiko merekrut karyawan yang punya kelainan jiwa.
Perlu diingat, seluruh rangkaian
tes ini tidak dipungut biaya sama sekali. Tujuh hari setelah psikotes kedua,
saya kembali ditelepon oleh HRD PT Mersifarma. Mereka menyampaikan bahwa saya
lolos seleksi. Alhamdulillah. Mereka
meminta saya untuk datang menyelesaikan tahap pemberkasan karyawan.
Sumber gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyZR9XHcx4wKa0B0rGPbzoOiEAfOSFXBVZwCR1mnOt8LIF0QE3gsJoDgmXwPsOHSIXWDTyTwLTvvbksqS_IvctZhGpBGLy4n34hJxRdZWhcEJ2VncW5Hv5W-ZY9HVNeyarLJPNM_wV33Ds/s1600/index.jpeg
Ijasah ditahan gak gan?
ReplyDeleteUntuk posisi yang saya lamar, ijasah nggak ditahan. Tapi untuk posisi marketing kayaknya ditahan. Soalnya ada fasilitas mobil gitu.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteUntuk salarynya gmna mba ? Apakah sesuai umk dan sistemnya apakah ada ada uang lain selain GP?
DeleteKakak interview posisi apa ya
ReplyDeleteMedical chek up nya gan??
ReplyDeleteKami dari TWIN Logistics mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
ReplyDeleteServices Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Berikut Attecment terlampir.
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan lancar.
Jika ada yang ingin dipertanyakan, silahkan hubungi kami di Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : pt.twinlogistics@gmail.com
Best Regards,
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT. TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : andijm.logistics@gmail.com, cs@twinlogistics.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id
Kak ijin bertanya setelah interview berapa lama info terima enggaknya dari pihak hrd nya?
ReplyDeletepermisi kak numpang tanya untuk interview apakah menggunakan bahasa inggris ya kak?
ReplyDelete