Saturday, January 16, 2016
Sejarah Apotek yang Nggak Pernah Dijelasin Dosen
Abu Ja’far Al-Ghafiqi (wafat 1165 M) berjasa sekali dalam memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-obatan, dituliskannya dalam kitab Al-Jami’ Al-Adwiyyah Al-Mufradah. Risalah itu memaparkan tentang pendekatan dalam metodelogi, eksperimen, serta observasi dalam farmakologi dan farmasi.
Sementara di Eropa, Apotek baru mulai menyebar setelah pada abad ke-15 hingga ke-19 M. Bahkan orang Barat juga mengakui kenyataan ini. ''Kaum Muslimin menyumbang begitu banyak hal terhadap perkembangan apotek atau obat,'' ungkap Howard R Turner dalam bukunya bertajuk Science in Medievel Islam.
Perkembangan dunia farmasi pada era kekhalifahan Islam sangat pesat. Rumah sakit milik pemerintah yang ketika itu memberikan perawatan kesehatan secara cuma-cuma bagi rakyatnya juga mendirikan laboratorium untuk meracik dan memproduksi aneka obat-obatan dalam skala besar.
Bahkan para apoteker pada masa itu sudah memikirkan keamanan obat. Keamanan obat-obatan yang dijual di apotek swasta dan pemerintah diawasi secara ketat. Secara periodik, pemerintah melalui pejabat dari Al-Muhtasib - semacam badan pengawas obat-obatan - mengawasi dan memeriksa seluruh toko obat dan apotek. Para pengawas dari Al-Muhtasib secara teliti mengukur akurasi berat dan ukuran kemurnian dari obat yang digunakan. Pengawasan super ketat dilakukan semata-mata untuk mencegah penggunaan bahan-bahan yang berbahaya dalam obat dan sirup.
Tahu Pharmacopeia? Siapa yang menyusunnya pertama kali? Ternyata orang hebat itu adalah Sabur ibnu Sahl (wafat 869 M), seorang dokter muslim.
Siapa yang menyusun peran dan fungsi apoteker? Dialah al-Biruni. Tidak hanya itu, dalam bukunya, Kitab al-Saydalah ( Buku tentang Obat-obatan), ia juga menjelaskan berbagai peralatan untuk membuat obat-obatan.
Tahu buku De Medicinis universalibus et particularibus dan Medicamentis simplicibus? Terdengar seperti buku yang ditulis oleh orang Latin ya? Ternyata buku aslinya ditulis oleh dua apoteker muslim al-Maridini dan Ibnu al-Wafid (1008-1074). Buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Latin lebih dari 50 kali!
Siapa yang nilai Farmakologi-nya jelek? Hahaha. Tahukah kamu? Buku farmakologi pertama di dunia ditulis oleh Jabir bin Hayyan.
Kalau Ibnu Sina sih semua pasti udah tahu ya? Ibnu Sina alias Avicenna menulis tak kurang dari 700 persiapan pembuatan obat, peralatannya, kegunaan dan khasiat obat -obatan tersebut. Kontribusi Ibnu Sina dalam bidang farmasi itu dituliskannya dalam bukunya yang sangat monumental Canon of Medicine. Lain kali kita bahas isi bukunya ya!
Di Indonesia masih ada Fakultas Farmasi yang masih menyatu dengan Fakultas Kedokteran nggak ya? Di era Kekhalifahan Abbasiyah, dunia farmasi profesional secara resmi terpisah dari ilmu kedokteran. Terpisahnya farmasi dari kedokteran pada abad ke-8 M, membuat farmakolog menjadi profesi yang independen dan farmakologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
Refference:
http://www.republika.co.id/berita/shortlink/48652
Saturday, January 9, 2016
Al-Qanun Fi Al-Tibb
Itulah judul buku yang ditulis oleh Ibnu Sina sekitar 10 abad yang lalu. Ilmu medis yang terkandung di dalamnya adalah suatu keajaiban dunia. Bagaimana tidak, isi buku tersebut masih relevan dengan perkembangan dunia masa kini dan bahkan masih digunakan oleh universitas-universitas masyhur dunia sampai detik ini!
Saya ingin mengajak Anda mengintip sedikit keajaiban dalam buku Ibnu Sina tersebut.
Segala sesuatu yang ada di alam ini terdiri dari 4 macam elemen yaitu udara, air, api, dan bumi.
Segala sesuatu yang ada di alam ini mempunyai 4 macam karakter yaitu panas, kering, dingin, dan basah.
Contohnya tidur. Menurut Ibnu Sina, tidur memiliki karakter dingin. Maka segala sesuatu yang memiliki karakter panas akan mengganggu tidur. Misalnya cahaya. Cahaya bersifat panas. Suara juga bersifat panas. Maka untuk mendapatkan kualitas tidur yang optimal, kamar tidur harus gelap dan hening.
Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern tentang tidur, yang menyebutkan bahwa manusia terbangun di pagi hari ketika suhu tubuh mereka mulai meningkat dari titik terendah (memanas) dan tertidur di malam hari ketika suhu tubuh mereka mulai menurun dari titik tertinggi (mendingin). Jadi, suhu tubuh manusia ketika tidur adalah dingin (menurun). Sesuai dengan pendapat Ibnu Sina, tidur bersifat dingin.
Maka makanan yang membuat suhu tubuh menjadi dingin dapat digunakan untuk mempermudah tidur. Misalnya stroberi.
Sekian pembahasan singkat tentang tidur menurut Ibnu Sina. Sebagian kecil dari keajaiban yang terdapat dalam buku tersebut.
Refference:
Minae, et. al., 2013, Temperament Determination of Melatonin: A Bridge from Iranian Traditional to Modern Sleep Medicine, Afr J Tradit. Compelement Altern. Med. 10(2): 340-342.
Saturday, January 2, 2016
Siapakah Apoteker?
Menurut Lestari (2002), ada hubungan timbal balik antara dokter, apoteker, dan pasien pada setiap pengobatan. Ketiganya memiliki tugas masing-masing.
Dokter:
- melakukan diagnosis
- menulis resep
Pasien:
- menyampaikan keluhan
- disiplin terhadap petunjuk dokter dan apoteker
Apoteker:
- membaca dan menganalisis resep
- menyerahkan obat
- membuat atau menyediakan obat
So, jelas ya? Dokter melakukan diagnosis dan menulis resep. Apoteker yang membaca dan menyiapkan serta menyerahkan obat berdasarkan resep tersebut.
Sekian pembahasan tentang apoteker. Semoga bermanfaat :)
Referensi:
Lestari, C.S. Seni Menulis Resep Teori dan Praktek. PT. Perca, Jakarta, 2002
Susu Kuda Sumbawa Berkhasiat Antijerawat!
Susu kuda Sumbawa aktif sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan metode uji kontak dan difusi padat.
Kunyit Asem, Jamu Kampung Berkhasiat Luar Biasa
Metode induksi streptozotocin dapat menyebabkan terjadinya diabetes pada hewan uji. Jamu gendong kunyit asam memiliki aktivitas antidiabetes pada tikus yang diinduksi streptozotocin.
Daun Randu Bisa Menumbuhkan Rambut!
Sari daun randu baik daun muda maupun daun tua dapat mempercepat pertumbuhan rambut. Tidak ada perbedaan bermakna antara sari daun muda dan daun tua dalam mempercepat pertumbuhan rambut.
Jangan Remehkan Petai!
Petai (Parkia speciosa Hassk) berpotensi sebagai antianemia. Ekstrak petai (Parkia speciosa Hassk) mengandung kadar rata-rata zat besi sebesar 118,091±2,215 ppm. Ekstrak petai (Parkia speciosa Hassk) mampu meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus yang menderita anemia.